Pahae, Sarulla
Sarulla, desa kecil yang berada di Pahae, Tapanuli utara. Disini terdapat sebuah pembangkit listrik tenaga panas bumi yang dikelola oleh sarulla operasional limited (SOL) yang berpotensi dan digadang gadang sebagai potensi yang terbesar di dunia.
Keberadaanya panas bumi ini sendiri mempengaruhi beberapa disiplin ilmu untuk mengesplorasi lebih lanjut. Keterlibatan kami disini hanya sebagai monitoring dari sumur sumur produksi yang ada di sekitarnya. Ini area pembangkit yang berlokasi di Silangkitang. Pembangkit listrik ini memiliki kemampuan terbesar sebesar 3×110 megawatt atau 330 MW yang terbagi menajadi 3 unit, unit 1 silangkitang (SIL) dan unit II & III di Namora i silangit ( NIL).
Perjalanan dari Bandara silangit menuju Sarulla menggunakan kendaraan roda empat memakan waktu selama 2 jam. Dari Bandara kami melewati rute Siborongborong- tarutung-Pahae. Selain itu bisa juga melewati rute dari Bandara Ferdinan Sibolga yang medannya berkelok2 dan waktu tempuhnya cukup lama. Membuat perut mual dan pusing bukan kepayang.
Proyek Panas Bumi Sarulla
Proyek ini berada di Tapanuli Utara, Propinsi Sumut adalah mega proyek raksasa yang dilakukan oleh PT. Medco Energi, Itochu Corporation( jepang), Kyushu Electric power/ Proyek ini disebut sebagai proyek pembangkist listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia. Kebetulan pada kesempatan kali ini kami kebagian dalam hal monitoring saja.
Monitoring ini dilakukan secara berkala, sesuai dengan permintaan klient. tim GPS memasang beberapa benchmark untuk melihat perubahan sesuai dengan parameter yang ada.
Periode survey dilakukan dalam waktu 15 hari. Tim dibagi dua, tim GPS dan Mircogravity. Area sekita pengukuran lumayan sulit dan jauh. Beberapa titik banyak yang melewati pipa pipa gas, yang saya rasa cukup berbahaya.
Ini akses menuju titik yang mau diukur di area Silangit.
Selama Survei kami juga menikmati buah yang sangat enak yaitu buah durian. Durian disini terkenal enak, durian Purba Tua. Dagingnya tebal dan warnanya sangat menggoda. Harga durian disini lumayan bersahabat, biasanya kami menghadang para penjual durian depan rumah, jadi harganya lumayan murah. Selain itu, tuak disini juga memiliki kualitas no 1. Bagi orang batak tak ada tuak tak hidup ( katanya begitu.)
Kami tinggal di rumah warga sekitaran pasar sarulla. Untuk kebutuhan sehari2 biasanya kami belanja di pasar sarulla. Warga sarulla sebahagian besar bermata pencaharian petani dan dagang, beberapa diantarnya ada yang pegawai.Untuk belanja makanan agar lebih berhati2, karena disini kamu bisa melihat pemandangan babi yang sedang di panggang, atau pun Anjing yang lagi disaksang…hehhehe. mereka menyebutnya BPK (Babi Panggang Karo). Suasana sarulla cukup ramai, apalagi saat masih banyak pekerjaan di sekitar Area SIL. disekitarannya banyak lapo sejenis lapau tuak. Nah seperti yang begini,,,ada tulisan BPK. Kalau untuk yang muslim jangan sampai masuk ya, karena rata2 yang dijual disini babi, anjing dan minuman tuak, Haram yaa ”
disini alat transportasi sehari-harinya menggunakan bentor, yakni bentor yang di desain seperti becak yang memuat sekitar 5 orangan. Harga tarikannya sih relatif, tergantung jauh atau dekatnya.
Hehehe..Tarik mang
nanti cerita nya sarullanya disambung ya..udah capek nuliss (yihaaaa,,berasaa banyak kerjaan)
You must be logged in to post a comment.